Minggu, 30 Oktober 2011

AYAHKU KEGEREJA
Jam pelajaran pertama pun selesai waktunya istirahat. Dan biasanya aku dan kedua sahabatku meluangkan waktu istirahat kami ini dengan bercerita.
  Rio, Stevi…besok kita refresing  yuk..!”ajak ku “kayaknya aku nggak bisa dhe, soalnyakan besok Gereja “ jawab stevi. “iya, aku juga, emangnya kamu nggak ke Gereja?” sambung Rio balik bertanya pada ku. “tidak, aku nggak perna ke gereja.” Jawabku bingung-bingung karna dari kecil bahkan sampai sekarang ayahku tidak pernah mengajakku untuk ke Gereja. Ibuku sudah meninggalkan kami sejak aku masih sangat kecil, sedangkan ayah selalu sibuk dengan pekerjaannya, meskipun libur dia selalu saja bekerja. Makanya setiap hari minggu aku tidak pernah ke Gereja malahan aku menghabiskan waktuku itu dengan liburan di Rumah atau pergi ke tempat-tempat wisata.
“ berarti kamu kafir donk..”ejek Rio
aku tidak tahu harus membalas apa sehingga aku pun membiarkan Rio mengejekku terus             sampai akhirnya dia bosan sendiri.
***
Di rumah, selesai makan malam.
“yah besok, ayah ada waktu nggak” tanyaku
“nggak ada, okedhe besok kita akan pergi refresing”  jawab ayah seakan-akan dia tahu maksudku. “nggak maksud aku..”sambungku “apa.?” Tanya ayah balik 
  kita  pergi Gereja..?” jawabku spontan. Mendegar kataku yang terakhir ini ayah tiba-tiba terdiam  sesaat dan hanya memandangiku dengan muka yang menakutkan
“yah..maksudku, aku kan selama ini tidak pernah ke Gereja  jadi bagaimana kalau besok  kita ke Gereja.” Sambungku mengalikan tatapan ayah yang tiba-tiba menjadi menyeramkan.
Tanpa sepata kata pun ayah pergi meninggalkanku dan menujuh kamarnya.
***
Seperti biasanya setiap hari minggu aku hanya bisa mengurung diri dikamar. Coba ayah menyetujui usul ku untuk ke Gereja mungkin saat ini aku tidak akan kesepian seperti ini.  Kenapa ya, ayah tampak marah saat aku ngajak ayah untuk ke Gereja padahalkan tindakanku itu  benar, dari pada pergi refresingkan mending ke Gereja.” Ada apa ya?  Ternyata ayahku kafir bangat shi suruh ibadah nggak mau.” Pikirku tersenyum sejenak
***

Seperti biasanya aku, Rio, dan Stevi selalu berkumpul  dan menceritakan pengalaman kami, dan sepertinya cuman aku saja yang tidak memiliki cerita menyenangkan seperti mereka karna liburanku kemarin hanya ku habiskan di dalam kamar.
“ Venny, sebaiknya kamu ikut Gereja dengan aku saja.!!” Ajak Rio memberi saran
“betul juga kata Rio, soal ayah kamu nggak usah di pikirkan. Yang penting kamu dulu” tambah Stevi.                                                                                                                                                          “ iya, kata pendetaku  kalau satu orang dalam rumahmu bertobat maka, semua isi rumahmu juga bertobat.” Sambung Rio lengkap dengan firmannya.
“ emangnya keluargaku berdosa apa?” sambungku nggak terimah sama kata-katanya Rio barusan. 
“nggak berdosa gimana, nyatanya aja nggak pernah kegereja..” balas Rio mengejek.       
“ iya dhe kamu benar, trus aku harus alasan apa sama ayahku nanti..?” 
  kamu tinggal bilang mau keluar dengan aku gampang kan,,” jelas Rio
Aku menerima usal Rio dan juga Stevi. Dan kini perasaanku  menjadi legah sekarang, sepertinya aku nggak sabar lagi tuk datangnya hari minggu.
***
Hari minggu
Akhirnya tiba juga hari ini. Ayah tidak ada  di rumah jadi aku bisa keluar dengan bebas tanpa ditanya ayah.
“ ayah, kamu..? tanya Rio ..”nggak ada sepertinya pergi kerja” jawabku
“ayah kamu  itu benar-benar kafir ya, masa hari minggu gini kerja..” balas Rio mengejek                       “ kamu sepertinya suka bangat ya,ngejek aku” balasku sedikit tersinggung 
“marah ni e.. gue kan cuman bercanda..”
“nggak…   ayo kita jalan sebelum  ayahku pulang.”
***
Ternyata gereja ini sangat megah. Ini pertama kali dalam hidupku, aku masuk gereja.
“ hay…ko begong?” Kata Rio mengagetkanku
  Ri, jujur ini pertama kali aku masuk gereja dan ini pertama kali aku bisa merasakan suasana gereja itu seperti apa.makasih ya, Ri kamu udah mau membawaku kesini.” Jalasku dengan perasaan yang sangat senang.   
 “ aku juga sangat senang karna kamu  mau ikut sama-sama dengan ku” sambung Rio tersenyum padaku.
Ibadah pun mulai dengan begitu dasyatnya sehingga, aku merasa kalau aku telah dipulihkan dari semua dosa-dosa ku.
***

“ Venny, darimana kamu ?” Tanya ayah kelihatannya sangat marah melihatku yang baru saja pulang.
“ tadi aku jalan sama Rio, Yah”jawabku pendek .
 Sepertinya ayah tidak menanyakan apa-apa lagi sehingga aku pun langsung menujuh kamar.
***
Setiap minggu aku selalu rajin ke Gereja bersama dengan Rio. Karna setiap minggunya aku selalu keluar rumah akhirnya ayah pun mulai mencurigai aku. Sampai-sampai  Ayah mengikuti aku dan Rio saat kami bejalan ke Gereja.
Ayah akhirnya mengetahui gerak-gerikku selama ini. Sehingga ayah selalu mengurum aku di kamar setiap  hari minggunya.
***
“ Ven, siap- siap hari minggu besok kita akan ke Rumah kakek di Desa.” Peritah ayah.                       “ yah, kenapa shi kita tidak kegereja saja shi memangnya ada apa shi di rumahnya kakek sehingga ayah rela ke sana padahal kan sangat jauh.” Komenku nggak terimah dengan pendapat ayah.
“ sudah, jangan banyak tanya, siapkan barang- barangmu untuk besok karna kita harus berangkat pagi-pagi.”sambung ayah yang tidak mempedulihkan kata-kataku tadi.
Melihat sifat ayah yang tidak  mau diatur akhirnya dengan terpaksa aku mengikuti perintah ayah.
***
Keesokan paginya
“ ayo, cepat masukkan kopermu,kita harus segera berangkat..”perintah ayah seakan-akan tidak peduli dengan perasaan anaknya sendiri. Aku pun memasukan koperku kedalam mobil dan kami pun siap berangkat ke Rumah kakek di Desa.
Tiba- tiba sebuah mobil menghalagi mobil kami,dan ayah sepertinya  tidak konsen lagi dalam menyetir.
“ ayah…ayah….

    B     R   U  U     U   U  U   K……..”
***

SATU BULAN KEMUDIAN
“ venny, akhirnya kamu sadar nak,” dangan gembirahnya ayah langsung berlari dari tempat duduknya dan memeluk aku yang baru saja sadar dari koma.
“ syukurlah kamu sudah sadar nak ayah sangat senang. Terima kasih Tuhan.” Ucap ayah dengan gembiranya melihat aku sudah sadar. Mendengar ucapan ayah yang terakhirnya membuatku sangat senang karna sepertinya ada sesuatu yang telah berubah dari ayah.
***
“ sebenarnya selama kamu koma ayah kamu selalu berdoa untuk kesembuhanmu dan setiap minggunya dia selalu ke gereja. Awalnya dia merasa berat untuk melakukannya tapi sekarang dia merasa ada sesuatu yang lain yang dia dapatkan.” Jelas bibi santi                                                                                   
“ Bibi, memangnya kenapa shi ayah dulunya tidak mau kegereja?” tanya ku penasaran               “ sebenarnya karna ibumu meninggal dia menjadi troma dan tidak mau kegereja karna dia merasa kalau Tuhan itu nggak adil aja sama hidupnya,tapi sekarang kamu yang telah menyadarkan ayahmu.” Jelaskan bibi tersenyum.
Akhirnya aku merasa lega karna ayah sudah mau lagi ke Gereja. Aku juga tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi dari ayah hanya untuk ke Gereja. karna mulai sekarang aku dan ayah akan ke Gereja bersama-sama.


Selesai